Menjelang pernikahanmu
Surat ini
sengaja hanya mas tulis, tanpa berniat mengirimnya kepadamu. Virus itu sudah
menular, mas jadi tau nikmatnya menulis surat, meski tidak sempat tersampaikan
kepada yang dituju. Menulis surat ini seperti obat, semacam obat penenang jenis
morphin yang apabila dikonsumsi sesuai takaran tidak membahayakan. Mas ingin
menyampaikan banyak hal kepadamu, tanpa harus membuat mas malu, atau takut
disebut sebagai pengganggu, setidaknya itu yang ada dalam pikiranku. Saat mas
menulis surat kepadamu, meski tak kutujukan langsung ke tanganmu, mas merasa
lega, seakan-akan kamu telah membacanya.
Menjelang
pernikahanmu, kemarin-kemarin mas marah karena keputusanmu memilih Mas Dedekmu
yang sudah beristri, kemudian mas marah karena kamu keras kepala, karena kamu
teguh dengan apa yang kamu pilih, ah seandainya mas memiliki keberanian untuk
mengambil hati mas dari hatimu. Di hari berikutnya mas geram karena Bapak sakit
memikirkanmu, disusul dengan kesal-kesal karena surat mas tak kunjung kamu
balas. Hari ini mas seperti mati rasa, karena rindu (kamu lebih suka
menggunakan kata kangen, rindu terlalu mendayu-dayu katamu), mungkin bukan mati
rasa, tapi seperti ada yang meranggas, sementara sekarang adalah musim
hujan, meski negara bagian mata mas
belum pernah turun hujan, hanya wilayah dada saja yang bergemuruh meriakkan
badai-badai kecil. Jangan...tidak akan ada badai besar disini.
Begini Aisya
Firmananda...lagu-lagu yang kau pilih beberapa tahun lalu, ada 5 kalau tidak
salah, nanti mas akan melihatnya lagi (iya mas masih menyimpannya), mungkin mas
akan menyanyikan 1 atau 2 lagu saja, kamu tau kan kenapa? Sebagai jaga-jaga,
mas akan meminta Jojo untuk menyanyikan lagu yang mas tidak bisa nyanyikan
untukmu, supaya kamu tidak marah sama mas.
Aisya...tanpa “H”,
mas terlalu penakut waktu itu, selama kita berteman mas terlalu memikirkan
bagaimana bahagiamu, sehingga mas memilih menjadi Mas Bayu yang kamu panggil
sayang, sebagai bayang-bayang dalam setiap kisah percintaanmu dengan siapa
saja, sementara mas hanya mendiamkan perasaan mas di dalam lemari pendingin
agar tetap dingin, dan tidak membusuk.
Sssttt.....aisya...mas
lolos semua test, tiga bulan lagi mas akan training ke Jepang. Sekarang mas
kursus bahasa Jepang, baru bisa bilang ini “Aishiteru....Aisya san”
Sayounara,
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seharusnya di posting untuk #30HariMenulisSuratCinta Hari ke 9
Komentar
Posting Komentar