I'm a stalker


Dear...Aisya Firmananda, petasan bantingku yang berubah menjadi kembang api seribuan selepas tersiram air, mlempem. Dari dulu kamu bilang kalau mas ini kalem, agak pendiem, sepertinya sekarang kamu akan menambahkan predikat “laki-laki menyek-menyek atau laki-laki melow” sudah tentu kamu semakin tidak suka dengan mas. Seperti janji mas di surat sebelumnya, surat ini juga tidak akan pernah terkirim dan terbaca olehmu, namun dengan menuliskannya saja mas merasa kamu telah membaca surat ini.

Sudah berapa kali mas mengatakan bahwa mas menyayangimu Aisya Firmananda? Hahhaha mas jadi khawatir kalau-kalau hidup mas hanya akan diisi dengan kalimat “mas menyayangimu Aisya” kamu bosan mendengarnya? Mas belum bosan mengatakannya. Ijinkan mas mengatakan kalimat itu dengan leluasa, toh kamu tidak mengetahuinya bukan?

Hei bagaimana persiapannya? Tinggal menghitung hari eh jam...kurang dari 48 jam bukan? sepertinya everythings almost perfect. Mas sengaja memutar jalan setiap berangkat kerja, bukan untuk menghindari rumahmu, justru mas sengaja memutar sedikit supaya mas bisa melihat kesibukan didepan rumahmu, berharap ada kamu dengan badan mungilmu itu di depan rumah. Seperti pagi ini, biasanya mobil mas melenggang seperti biasa, tapi pagi ini, benar aku melihatmu disana. Tubuh mungil yang sangat mas kenal, mengenakan piyama batik, manis, meski hanya mampu memandangmu dibalik pagar rumahmu, sengaja mas lambatkan mobil mas. Tak perlu melambai pada mas, seperti itu saja sudah cukup. Kamu tersenyum manis kepada petugas perangkai bunga, ah chrysant kuning tetap menjadi pilihanmu dek.

Wah...kamu makin cantik.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seharusnya diposting untuk #30HariMenulisSuratCinta hari ke 10

Komentar

Postingan Populer