Dibalik cerita tentang dia
Hari itu...hari kamu ingin berbagi cerita denganku, seperti biasa
Akhir-akhir ini kita berdua hampir tidak memiliki waktu berdua, sampai-sampai harus meminta jika ingin bercerita
Seperti biasa, aku pasang wajah ceria. ya..karena ada kamu sama dengan datangnya ceria
Kita duduk bertatap muka, karena aku suka
Kamu...banyak bicara tak biasanya, ah saatnya aku yang pasang telinga
Ada yang mengganggu saat kau bicara
Bukan suara...
Tapi tokoh dalam cerita
Ah dia...akhirnya kamu berani bercerita tentang dia
Dari aku melipat tangan didada, bertopang seadanya
Ah....kenapa tak kau sudahi saja, lihatlah caramu bercerita
Tak bisa kau sembunyikan ceria dan mata penuh cinta disana
Sesekali aku berkata “wah...baik sekali dia, kamu beruntung”, kumohon hentikan, pintaku tak bersuara
Iya...bekal kelas drama waktu SMA membantuku berpura-pura, hampir sempurna
Atau kamu buta, dibutakan oleh dia?
Kursi yang aku duduki terasa berpaku, kutebar pandanganku mengalihkan senyumanmu yang bukan untukku
Aku mengumpat dalam hati, ini....
Kenapa pria tidak pernah peka? Bercerita betapa hebatnya si dia kepada.....siapa?
Aku siapa? Ah tak perlu amnesia untuk lupa
Aku lupa kalau aku bukan siapa – siapa...
Hari itu...kau seperti lupa, yang aku punya disini...ya disini belum hilang sempurna
Masih membahana saat kita bercengkrama
Masih menggema suaramu seraya berkata “Aku sayang kamu” dan kita bercumbu
Selalu begitu...
Lalu aku membencimu dengan mulut manyunku, aku membisu
Namun....ketika hari seperti hari itu datang, ketika kamu datang meminta untuk bertukar cerita
Aku lupa....dan berulang...lagi...lagi
Tapi hari itu...betapa bangganya kamu karena memiliki dia, adalah yang paling luka
Di sana...kutunjuk tepat di dada, sepertinya sudah mati rasa
Tak kusangka....kau tak sedikit mengiba
Ada nyeri dibalik cerita tentang dia
Komentar
Posting Komentar