Secarik rindu tenggelam dalam labuhan amarah
Kalau saja aku bisa
berkata ANJING!! dengan nada paling tinggi yang aku bisa, sekarang ini
aku ingin meneriakkan kata yang dianggap hina oleh manusia yang
mengklaim dirinya berperasa, nyatanya merekalah yang tidak mengerti arti
sebuah rasa. Bagaimana memelihara setia dan apa itu sebenarnya luka?
Sesaat kutunjukkan luka, sudah lama aku menahannya. Menyimpan pada kotak hitam yang aku simpan jauh di sudut ruang hampa. Sesekali tersibak, aku mengelak. Aku paksakan tenggelam, agar hariku tidak berselimut kelam.
Semalam, mataku disibukkan menelan kata dalam cerita, pikiranku melayang. Rindu...dengan jelas menggerayangi seluruh dinding kepalaku, merecap hatiku menimbulkan cuaca panas pada lapisan tipis retinaku, panas, merah, membara. Luluhlah pertahanan pasukan penjaga bendungan sekitar retina.
Menepis angkuh meminta pelabuhanmu untukku bersauh, bahumu untuk bersandar. Alih-alih hanya ingin didengarkan, secarik memori tentang luka kembali disibak.
Ah....
Sesaat kutunjukkan luka, sudah lama aku menahannya. Menyimpan pada kotak hitam yang aku simpan jauh di sudut ruang hampa. Sesekali tersibak, aku mengelak. Aku paksakan tenggelam, agar hariku tidak berselimut kelam.
Semalam, mataku disibukkan menelan kata dalam cerita, pikiranku melayang. Rindu...dengan jelas menggerayangi seluruh dinding kepalaku, merecap hatiku menimbulkan cuaca panas pada lapisan tipis retinaku, panas, merah, membara. Luluhlah pertahanan pasukan penjaga bendungan sekitar retina.
Menepis angkuh meminta pelabuhanmu untukku bersauh, bahumu untuk bersandar. Alih-alih hanya ingin didengarkan, secarik memori tentang luka kembali disibak.
Ah....
tulisannya bgus mba :)
BalasHapusai ai ai....makasih makasih ;)
Hapus