Terima Kasih
Terima kasih kepada semua guru ngaji dan guru-guru di sekolah, mulai dari SD sampe SMA. Kepada semua yang pernah melintas atau singgah dalam hari-hari saya. Baik yang sebentar maupun yang tahunan juga yang sedang merencanakan untuk mendampingi saya selamanya. Keluarga, sahabat, teman, tetangga, rekan kerja, yang menyayangi saya yang membenci saya, terima kasih semua.
Terima kasih atas perbuatan yang menyenangkan, terima kasih atas inspirasinya. Terima kasih perhatian, terima kasih masukannya. Terima kasih perlakuan yang kurang menyenangkan, terima kasih cacian, terima kasih pandangan atau perkataan "merendahkan".
Sekarang saya belum berada di puncak, memang. Saya sedang menuju kesana, kadang merangkak, kadang berlari, mungkin jatuh dan saya harus bangun lagi. Terima kasih saja yang akan terus saya sampaikan, perhatian-perhatian, perlakuan baik, atau apapun yang terlampau baik, saya rekam baik-baik untuk saya tularkan kepada anak-anak saya nanti. Pelajaran-pelajaran yang tidak saya dapatkan di sekolah, ilmu-ilmu yang berserakan di jalanan setiap hari melalui kalian semua yang mengelilingi saya dari kecil sampai sekarang.
Bukan...saya tidak sedang sakit hati, bukan karena itu saya menuliskan ini. Semalam saya dikagetkan akan sesuatu, itulah kenapa saya seketika merasa bersyukur karena saya berada disini, dengan kondisi seperti sekarang. Seperti kekurangan di satu hal, tapi saya berlimpah di sisi lain. Saya kurang satu, tapi Allah memberi begitu banyak nikmat yang kadang saya lupa-lupakan, atau kadang saya tidak sadar. Semalam sambil sesenggukan karena kecewa, saya sadar saya tidak sepantasnya menggelinding untuk meratapi kenapa saya yang menerima perlakuan itu. Seharusnya saya justru senang karena saya ditegur di awal. Seperti Allah sedang membayar down payment untuk kebahagiaan keluarga dan anak-anak saya kelak. Amin.
*
Semoga saya menjadi ibu yang baik untuk anak-anak saya kelak, menjadi istri yang baik untuk suami saya kelak, menjadi budhe dan tante yang baik (seperti om, tante, budhe dan pakdhe yang saya punya sekarang) buat keponakan-keponakan saya kelak. Amin
*
Tulisan ini akan saya baca lagi kelak.
-seka ingus, lap air mata-
Terima kasih atas perbuatan yang menyenangkan, terima kasih atas inspirasinya. Terima kasih perhatian, terima kasih masukannya. Terima kasih perlakuan yang kurang menyenangkan, terima kasih cacian, terima kasih pandangan atau perkataan "merendahkan".
Sekarang saya belum berada di puncak, memang. Saya sedang menuju kesana, kadang merangkak, kadang berlari, mungkin jatuh dan saya harus bangun lagi. Terima kasih saja yang akan terus saya sampaikan, perhatian-perhatian, perlakuan baik, atau apapun yang terlampau baik, saya rekam baik-baik untuk saya tularkan kepada anak-anak saya nanti. Pelajaran-pelajaran yang tidak saya dapatkan di sekolah, ilmu-ilmu yang berserakan di jalanan setiap hari melalui kalian semua yang mengelilingi saya dari kecil sampai sekarang.
Bukan...saya tidak sedang sakit hati, bukan karena itu saya menuliskan ini. Semalam saya dikagetkan akan sesuatu, itulah kenapa saya seketika merasa bersyukur karena saya berada disini, dengan kondisi seperti sekarang. Seperti kekurangan di satu hal, tapi saya berlimpah di sisi lain. Saya kurang satu, tapi Allah memberi begitu banyak nikmat yang kadang saya lupa-lupakan, atau kadang saya tidak sadar. Semalam sambil sesenggukan karena kecewa, saya sadar saya tidak sepantasnya menggelinding untuk meratapi kenapa saya yang menerima perlakuan itu. Seharusnya saya justru senang karena saya ditegur di awal. Seperti Allah sedang membayar down payment untuk kebahagiaan keluarga dan anak-anak saya kelak. Amin.
*
Semoga saya menjadi ibu yang baik untuk anak-anak saya kelak, menjadi istri yang baik untuk suami saya kelak, menjadi budhe dan tante yang baik (seperti om, tante, budhe dan pakdhe yang saya punya sekarang) buat keponakan-keponakan saya kelak. Amin
*
Tulisan ini akan saya baca lagi kelak.
-seka ingus, lap air mata-
Mantap infonya makasi banyak ya sangan membantu nanti mampir lagi gan
BalasHapus