Cukup
Sudah pernah kutuliskan tentang bagaimana aku mengatakan rindu bukan? Tentu saja, aku akan merindukanmu dengan caraku, memandangi avatar dan display picture-mu misalnya. Sesekali berbalas kata, singkat saja. Mungkin kamu menyukai yang sederhana. Aku...bertahan sekuat tenaga untuk bertingkah sewajarnya, menuliskan kata seadanya, sisanya aku tuliskan saja untuk aku baca-baca nanti. Tulisan yang berisi kalimat yang tidak wajar dan seadanya, aku simpan tidak untuk di tunjukkan kepadamu.
Kamu pernah memintaku untuk mencintaimu dengan caraku, jangan...caraku terlalu berlebihan. Begini saja...Cinta dalam barisan kata, tanpa suara.
Bukan penyesuaian, entahlah apa namanya ini. Aku tidak akan banyak berpikir, mencintaimu saja sudah cukup. Itu yang aku tahu.
Mungkin...mungkin diperlukan sedikit penyesuaian. Sedikit saja. Dimulai aku tidak boleh banyak meminta. Kamu boleh meminta apa saja.
Aku sayang kamu cukup.
Memandangimu saja cukup.
Bertegur sapa dengan sesungging senyum canggung, cukup.
Terima kasih karena masih kau sisipkan aku dalam harimu. Terima kasih selalu ada kunjungan Pak RT kepada sekretaris, meski tidak banyak. Itu cukup.
Kamu pernah memintaku untuk mencintaimu dengan caraku, jangan...caraku terlalu berlebihan. Begini saja...Cinta dalam barisan kata, tanpa suara.
Bukan penyesuaian, entahlah apa namanya ini. Aku tidak akan banyak berpikir, mencintaimu saja sudah cukup. Itu yang aku tahu.
Mungkin...mungkin diperlukan sedikit penyesuaian. Sedikit saja. Dimulai aku tidak boleh banyak meminta. Kamu boleh meminta apa saja.
Aku sayang kamu cukup.
Memandangimu saja cukup.
Bertegur sapa dengan sesungging senyum canggung, cukup.
Terima kasih karena masih kau sisipkan aku dalam harimu. Terima kasih selalu ada kunjungan Pak RT kepada sekretaris, meski tidak banyak. Itu cukup.
Komentar
Posting Komentar