Janjiku

Ini janjiku untuk menjaga hatiku agar tidak terluka lagi. Ini caraku mengajari hati untuk mengenali bahagia dari kedukaan berkepanjangan. Ini bukti cintaku pada diriku sendiri. Ini persembahan kepada laki-laki pendampingku nanti.

Aku akan menjauhkan jemari dan mataku dari telepon genggam pasanganku, alih-alih ingin tahu, mengetahui apa yang terjadi disitu adalah menyakiti diri sendiri. Sesekali kata tidak menunjukkan sesuatu terjadi, tapi jantung mampu berdentum lebih kencang ketika sesuatu terjadi dibalik kata-kata tak berarti. Ketika itu terjadi, asumsi pribadi memegang kendali. Itulah kenapa diperlukan privasi.

Jika aku menanyakan sesuatu, hak mu (pasanganku) mencari jawaban ataupun alasan. Kewajibanku untuk tidak memperpanjang. Tidak ada pertanyaan tambahan, itupun jika kamu menjelaskan dengan baik. Jika perlu berbohong, siapkan skenario paling baik.

Ini aku lakukan karena aku mencintai diriku, dan ingin mempersembahkan cinta tanpa sakit yang pahit. Ingin mempertontonkan pertunjukan penuh suka tanpa berpura-pura, ini untukku.

Apapun yang akan membuatmu (pasanganku) marah, atau akan membuatku marah, apapun akan aku usahakan. Apapun itu akan aku buat agar kita tidak marahan. Tapi aku memberi diriku semacam priviledge card untuk keadaan special yang tidak mampu dijaga oleh pasukan pertahanan, aku tetap akan marah. Untuk menjaga hatiku juga bukan? Untuk menguatkan kita juga bukan? Mengusahakan bukan berarti tidak marah sama sekali. Iya kan?


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer