Self Alert

Perfeksionis bisa bunuh lo ta

Kalimat itu terus terngiang di kepalaku, entah aku sendiri yang mengucapkan berkali-kali atau teman-teman disekitarku. Ya, memang kadang perfeksionis menjadi sangat melelahkan.

Selama 27 tahun aku tidak benar-benar membenarkan bahwa aku ini adalah orang yang perfeksionis, tapi beberapa tahun belakangan semakin sering predikat itu melekat padaku, uhf.

Mari kita meluncur ke jaman aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Yess, dari kelas satu SD aku terbiasa terpilih jadi ketua kelompok (meski bukan ketua kelas), dan aku menjadi ketua regu dalam kelompok pramuka. Bangga? Jelas dong, tapi semakin ke sini aku jadi paham akan sesuatu. Ternyata...aku tidak mudah percaya untuk melepaskan satu pekerjaan kepada tim atau teman sekelompok, ternyata aku merasa orang lain tidak mampu menangkap apa yang aku jelaskan, ternyata apa yang sudah dikerjakan orang lain aku selalu menganggap salah. Hasilnya??? Aku terlihat meremehkan kemampuan orang lain, beberapa malah menganggap aku bossy ketika aku mencoba menjelaskan sesuatu.

Duh mak!

Hari ini, masa kini, di kehidupanku sekarang, di kantorku sekarang, alamaaaak aku menghadapi kesulitan mengendalikan sikapku itu. Predikat perfeksionis masih melekat dan semakin dicetak tebal berdampingan dengan BOSSY.

Sambi nulis postingan ini, semacam ada buncahan di dada yang harus segera di release. Semacam sesek karena ternyata usaha menjadi pribadi yang menyenangkan di kantor, menjadi pegawai yang baik (dalam hal pekerjaan) hanya dipandang baik sebagian orang saja, sisanya masih menganggap belagu.

Bukan, bukan untuk mengeluh, hanya merasa usaha yang dilakukan belum maksimal, karena ternyata masih saja ada orang yang tersakiti karena sikap (sok) profesinalku.

Well....manusia memang harus terus belajar, terus menggali, terus menyerap apapun yang baik untuk dirinya.


Komentar

  1. Hai Nyonya Erik :)
    kayaknya kita punya masalah yang sama, yaitu gak bisa mempercayakan orang lain dapat bekerja sebaik yang kita lakukan. dengan kata lain meremehkan kemampuan orang lain yang kayak kamu bilang itu.
    masalahnya kalau kita kayak gni, jadinya kita capek. iya, karena gak percaya sama orang kita lebih memilih untuk menghandle semuanya sendiri kan?
    aku inget betapa aku begitu repotnya kerja di pers pertamaku karena aku gak percaya sama rekan kerjaku. jadi selain ngurusin finance jadinya aku juga ngurusin admin, padahal tugasku hanyalah sebatas mengawasi admin tersebut, bukan malah ikut terlibat di tugas2nya.

    nah, sekarang aku lagi belajar nih, Ta.
    belajar gimana caranya mengandalkan orang lain, percaya orang lain, dan yang paling penting SADAR kalau orang lain itu WAJAR bila melakukan kesalahan. karena toh gak ada manusia yang sempurna.
    aku, kamu, dan orang lain itu gak sempurna. jadi ya kita camkan aja itu, dengan gtu jadinya kita gak cepet marah ketika orang lain melakukan kesalahan. karena toh human error itu manusiawi. kamu juga pasti pernah melakukan kesalahan, kan?

    tapi tetep sebel ya karena kamu pasti pernah ngerasa "aduh, masa ngurus hal sepele kayak gtu aja masih gak becus sih?"
    hayoo ngaku, pernah kan?

    nah, menurut buku pemulihan jiwa yang aku sedang baca (karena sekarang jiwa aku memang sedang butuh dipulihkan)kalau kita mampu menoleransi kesalahan manusia berarti kita sudahlan mampu mengendalikan diri kita sendiri untuk terhindar dari amarah yang sebenarnya gak perlu-perlu amat. amarah yang ada bikin kita, para perempuan yang akan berusia 30 tahun ini, akan mendapatkan keriput dini.
    OMG.
    aku sih ogah ya, Ta. umur masih 24 kok udah keriput.
    makanya sekarang lagi belajar menyempurnakan diri tapi tidak menyepelekan kekurangan orang lain. di bawah tanah masih ada tanah, di atas langit masih ada langit.

    kamu kesel ya aku ceramah panjang lebar gni?
    sok tua, dan sok bijaksana ya aku ini?
    tapi ini bukan cuma untuk kamu kok ta, ini lebih untuk aku secara pribadi. agar ini menjadi pengingat untuk kesalahanku. toh, menulis itu mengingatkanku untuk terus menjadi lebih baik.

    okeh. akhir kata komentar ini bukan disponsori oleh Mario Teguh :D

    BalasHapus
  2. Mamaaaaaaak, terharu bacanya :'(

    Pertama, nulis nama suamiku salah :p yang bener Erick

    nah kita toss dulu, kalo ngomongin capek sih pasti. capek hati karena kesel capek fisik karena merasa diri kita super hero ehehehe
    berkali kali aku diingatkan sama temen2ku untuk sedikit mengendur soal sok sok-an itu. waktu persiapan pernikahanku, kerjaanku juga lagi banyak2nya dan sialnya kalo di kerjaan aku sejalan sama bos karena kita berdua bisa kerja sama-sama cepet (paling ga aku coba ngikutin ritme kerja bapak), sementara tim yang lain (aku anggap) lelet. ditambah kuliah yang memasuki tugas tingkat dunia akherat sama mendekati pekan ujian akhir, matik deh.

    point kedua, aku merasa juga sudah belajar itu semua, kebetulan di kantorku aku bersebelahan sama unit yang sebenernya tidak berhubungan langsung (secara pekerjaan) sedikit mungkin iya, tapi yang menyebalkan adalah anggapan mereka aku bossy itu dari sebelah mana gitu ya? ahahaha harusnya aku nanya langsung ke mereka ya?

    kalo soal sebel sama orang lain yang ga bisa ngerjain kerjaan sepele mah aku udah kebal, asalkan jangan mepet deadline, kalo udah mepet masih kaya siput, tuta langsung bertanduk hiihiiiii

    coba ya itu judul bukunya di share biar aku bisa baca juga, aku sih lagi baca bukunya david rock (kalo ga salah) untuk meningkatkan kinerja dan menjaga hubungan kerja tsaaaaah

    keriput??? ih mukaku mulus semulus porselen tauk :D

    Enggaaaaaak intan, seneng jadi ada bahan buat curhat. lha koq malah curhat

    Jawaban komen ini dipersembahkan oleh bapak yang lagi meeting sama bos besar :p

    BalasHapus
  3. Oh iya, maafkan.
    Nyonya Erick :)

    nah itu kamu nikah pake WO gak? kamu riwil gak sih sama WO-nya? :D

    ini nih bukunya: http://www.google.co.id/imgres?q=pemulihan+jiwa+by+dedi+susanto&um=1&hl=id&client=firefox-a&sa=N&rls=org.mozilla:en-US:official&biw=1024&bih=457&tbm=isch&tbnid=6XZ64WenBgTzNM:&imgrefurl=http://pemulihanjiwa.com/buku-pemulihan-jiwa&docid=pnc00eL4sJXByM&imgurl=http://pemulihanjiwa.com/wp-content/uploads/2012/03/cover-depan.jpg&w=1652&h=2480&ei=52eaUIzmN87NrQfjnIGoCQ&zoom=1

    nah, aku baca buku itu. ketauan banget ya aku lagi down-nya :D

    BalasHapus
  4. eh link-nya gak jadi ya? :|
    Judul bukunya Pemulihan Jiwa oleh Dedi Susanto

    BalasHapus
  5. ehehehe nanti aku cari di toko buku, etapi apa bener2 pemulihan jiwa?? hmmm jiwaku terganggu ga ya???

    nikahan kemaren aku ga pake EO semua diurus sendiri, acaranya simple koq

    BalasHapus
  6. Setuju sama Intan. :D
    Capek. Look at #YouKnowWho :)
    Dari A sampai Z harus diperiksa semua dan diacc, tidak ada pengalihan tugas kepercayaan. Jadinya malah waktunya yang mungkin bisa untuk memutuskan hal lain yang lebih menguntungkan (Analisa pasar, strategi kemasan, menjalin relasai, dll), harus memikirkan hal lain yang kurang penting.

    Btw, aku sedang baca buku itu juga. :D untuk bahan menulis yang deadlinenya awal Desember sih. :)

    BalasHapus
  7. woiiii konspirasi macam apa iniiiiih, im tryin to mas, ehehe

    wah ga perlu beli buku, pinjaaaaaaam

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer