Benih hati
Pernah aku ijinkan kau tanam benih disini, kemudian kau
congkel paksa. Disini masih berbekas lubang, menganga, akan kuijinkan yang lain
menanam benihnya, bedanya kali ini aku siap jika harus dicongkel lagi, atau
bersama menaburi pupuk hingga bersemi.
*
Aku terkaget-kaget ketika benihku dicabut lagi, ternyata aku
tidak sebegitu siap seperti aku mengatakan tentang benih waktu lalu. Meski
tidak sesakit saat pertama, menumbuk dedaunan untuk mengobati luka yang kembali
menganga.
*
Sekali lagi...belum sempat disemai, benihnya terbawa
hembusan angin, kali ini aku hanya mampu memandang benih itu terbang, beberapa
saat menatap dengan kecewa, kemudian lupa.
*
Luka masih menganga, dan aku belum berencana kembali menanam
benih. Kubiarkan lukaku dibelai angin, disentuh waktu hingga mengering. Sampai
waktunya tiba.
Komentar
Posting Komentar