Senyum itu (bukan sekedar) ibadah
Sudah banyak mendengar tentang kalimat "Senyum itu ibadah" bukan? Kalimat ini sahih dan tidak terbantahkan maknanya. Kalimat ini sudah ada sejak jaman Nabi. (aduh tiba-tiba merasa agak berat membicarakan topik ini). Ibadah macam apa yang bisa kita lakukan hanya dengan sesungging senyum? Salah satunya adalah sedekah seperti sabda Rasulullah SAW bahwa anak keturunan Adam wajib untuk bersedekah sejak matahari mengintip di ufuk timur.
Bagaimana jika seorang tidak memiliki apapun untuk disedekahkan? Pertanyaan serupa pernah terlontar oleh seorang sahabat kepada Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW bersabda, “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar).
*
Hmm....sesederhana itu untuk melakukan ibadah.
*
Well...khawatir yang baca postingan ini akan meledak kaget karena saya yang menuliskan perilah senyum yang dikait-kaitkan dengan ibadah. Ga perlu terlalu berat untuk mengaitkan senyum dengan ibadah, sederhananya senyum itu menambah binar segar di wajah ketika kita melakukan dengan tulus, jadi senyum palsu tidak terhitung dalam menerbitkan binar segar di wajah.
Ya...dulu saya suka lupa senyum kalo saudara kembar saya si Moody lagi gelendotan kemanapun saya pergi. Sekarang masih suka beberapa kali, tapi sudah banyak berkurang.
Pagi ini saya menyadari satu hal penting dari sesederhana menyungging senyum ramah menyapa siapapun yang kita temui. Kalo ga mau dikira gila, senyum saja pada orang yang kita kenal. Simple.
Kenapa sih ta ngurusin orang mau senyum atau engga? Suka-suka mereka dong, bibir-bibir mereka, muka-muka mereka kalo terlihat asem, peduli amat! -- mungkin beberapa dari kalian yang baca ini akan berpikiran seperti ini.
Hey guys please...sadar ga kalau muka asem tanpa senyum itu jelek? sadar ga auranya jadi ikutan jelek, parahnya lagi, ketika kita melupakan untuk senyum sekitar kita berubah menjadi murung. Coba bayangkan ketika pagi berangkat ke kantor kita selalu dengan semangat menggila (ga harus menggila sih) meskipun hari senin, tiba-tiba bertemu dengan rekan yang melupakan senyum (mungkin tertinggal di kamar dan lupa membawanya). Awalnya ga masalah, semenit, sepuluh menit......hei!!!!
Tanpa senyum seperti ada tanda di depan pagar rumah yang mengatakan "Tidak Menerima Tamu" dan tanpa senyum si pemilik wajah asem seperti tidak mengijinkan orang disekitarnya untuk berbicara dengannya. Hasilnya? Kaku.
Okay...mari kita perbanyak senyum. Alih-alih sebagai bagian dari ibadah, ingatlah senyum adalah setitik api unggun di tengah gelapnya rimba. Senyum adalah pengganti blush on di pipi pucat. Senyum adalah pemulas bibir penyegar tampilan.
Keep smile :)
Sumber penggalan hadist
Bagaimana jika seorang tidak memiliki apapun untuk disedekahkan? Pertanyaan serupa pernah terlontar oleh seorang sahabat kepada Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW bersabda, “Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar).
*
Hmm....sesederhana itu untuk melakukan ibadah.
*
Well...khawatir yang baca postingan ini akan meledak kaget karena saya yang menuliskan perilah senyum yang dikait-kaitkan dengan ibadah. Ga perlu terlalu berat untuk mengaitkan senyum dengan ibadah, sederhananya senyum itu menambah binar segar di wajah ketika kita melakukan dengan tulus, jadi senyum palsu tidak terhitung dalam menerbitkan binar segar di wajah.
Ya...dulu saya suka lupa senyum kalo saudara kembar saya si Moody lagi gelendotan kemanapun saya pergi. Sekarang masih suka beberapa kali, tapi sudah banyak berkurang.
Pagi ini saya menyadari satu hal penting dari sesederhana menyungging senyum ramah menyapa siapapun yang kita temui. Kalo ga mau dikira gila, senyum saja pada orang yang kita kenal. Simple.
Kenapa sih ta ngurusin orang mau senyum atau engga? Suka-suka mereka dong, bibir-bibir mereka, muka-muka mereka kalo terlihat asem, peduli amat! -- mungkin beberapa dari kalian yang baca ini akan berpikiran seperti ini.
Hey guys please...sadar ga kalau muka asem tanpa senyum itu jelek? sadar ga auranya jadi ikutan jelek, parahnya lagi, ketika kita melupakan untuk senyum sekitar kita berubah menjadi murung. Coba bayangkan ketika pagi berangkat ke kantor kita selalu dengan semangat menggila (ga harus menggila sih) meskipun hari senin, tiba-tiba bertemu dengan rekan yang melupakan senyum (mungkin tertinggal di kamar dan lupa membawanya). Awalnya ga masalah, semenit, sepuluh menit......hei!!!!
Tanpa senyum seperti ada tanda di depan pagar rumah yang mengatakan "Tidak Menerima Tamu" dan tanpa senyum si pemilik wajah asem seperti tidak mengijinkan orang disekitarnya untuk berbicara dengannya. Hasilnya? Kaku.
Okay...mari kita perbanyak senyum. Alih-alih sebagai bagian dari ibadah, ingatlah senyum adalah setitik api unggun di tengah gelapnya rimba. Senyum adalah pengganti blush on di pipi pucat. Senyum adalah pemulas bibir penyegar tampilan.
Keep smile :)
Sumber penggalan hadist
hahaha senyuuumm
BalasHapusgratis :)
BalasHapus