Bertanya pada Tuhan
Tulisan Maha Agung tertoreh dalam selembar kertas kehidupan
Kau ingin menghapusnya?
Tidak,kau bisa merubahnya
Kau ingin memilih barisan adegan dalam skenarionya?
Tidak,kau harus melewatinya
Bukankah itu berat?
Haruskah kupergi ketika kurasa berat?
Apakah bertahan membuatnya ringan?
Apakah dengan pergi beban menghilang?
Kupandang samudra mengapa mereka begitu menikmati mengirimkan gulungan ombak?
Hey...ombakmu mengikis pasirku
Kutanya angin, masihkah kau berhembus kala kau ingin menangis?
Angin tak ingin mengais demi sebuah gerimis
Ya...kau bersama ombak mampu mengikis
Kini kubertanya pada Tuhan
Mengapa ombak mengikis pasir
Sementara pantai bertahan pada bibirnya
Kemudian kubertanya lagi
Mengapa kau jentikkan badai
Sementara kau menginginkan umatmu damai
Bertanyaku sekali lagi
Dapatkah waktu berhenti?
Atau bahkan waktu dapat kulompati?
Seketika itu Tuhan mengirim gemericik hujan
Disusul hangat mentari diufuk timur
Sejenak mataku terkesiap
Semu tapi indah
Kutemukan jawabnya dalam barisan warna warni indah
Kau ingin menghapusnya?
Tidak,kau bisa merubahnya
Kau ingin memilih barisan adegan dalam skenarionya?
Tidak,kau harus melewatinya
Bukankah itu berat?
Haruskah kupergi ketika kurasa berat?
Apakah bertahan membuatnya ringan?
Apakah dengan pergi beban menghilang?
Kupandang samudra mengapa mereka begitu menikmati mengirimkan gulungan ombak?
Hey...ombakmu mengikis pasirku
Kutanya angin, masihkah kau berhembus kala kau ingin menangis?
Angin tak ingin mengais demi sebuah gerimis
Ya...kau bersama ombak mampu mengikis
Kini kubertanya pada Tuhan
Mengapa ombak mengikis pasir
Sementara pantai bertahan pada bibirnya
Kemudian kubertanya lagi
Mengapa kau jentikkan badai
Sementara kau menginginkan umatmu damai
Bertanyaku sekali lagi
Dapatkah waktu berhenti?
Atau bahkan waktu dapat kulompati?
Seketika itu Tuhan mengirim gemericik hujan
Disusul hangat mentari diufuk timur
Sejenak mataku terkesiap
Semu tapi indah
Kutemukan jawabnya dalam barisan warna warni indah
Komentar
Posting Komentar